Tuesday, November 13, 2007

Militer AS Akui Pelecehan Alquran di Guantanamo

WASHINGTON -- Para pejabat militer AS mengakui, sebuah Alquran terciprat air seni di penjara Teluk Guantanamo. Tapi, mereka menyatakan, tak seorang petugas pun di penjara itu yang menggelontor Alquran ke dalam toilet.

Laporan Pentagon yang dikeluarkan Jumat petang itu adalah hasil investigasi bulan lalu oleh Brigjen Jay Hood, komandan pusat penahanan di Kuba. Dalam pernyataannya, Hood mengatakan, dari sembilan kasus yang diteliti secara rinci dengan menelisik ribuan halaman laporan tertulis, lima di antaranya dikonfirmasi. Ia tak bisa memastikan secara meyakinkan apakah keempat lainnya terjadi.

Penyelidikan Hood dipicu laporan majalah Newsweek yang belakangan diralat --bahwa seorang tentara AS telah menggelontor Alquran milik seorang tahanan ke dalam toilet. Berita itu membuat geger seluruh dunia. Pemerintah Bush menuding berita itu memicu aksi unjuk rasa berdarah di Afghanistan. Laporan Jay Hood mengungkap insiden 25 Maret, di mana seorang tahanan mengadu pada para penjaga bahwa 'air seni masuk lewat lubang udara' dan mencipratinya dan Alqurannya. Laporan Hood mendeskripsikan, penjaga keluar dari pos jaganya untuk buang air kecil. Angin meniup air seninya melewati sebuah lubang angin ke dalam sel. Tapi, laporan itu, tak memberi penjelasan apakah ia melakukannya dengan sengaja atau tidak.

Insiden kedua adalah Alquran milik seorang tahanan dengan sengaja ditendang dan yang lainnya diinjak. Ketiga, basahnya sejumlah Alquran terkena lemparan balon-balon air oleh penjaga. Keempat, penulisan dua kata cabul dalam bahasa Inggris di sampul bagian dalam Alquran. Kelima, penginjakan Alquran milik seorang tahanan pada Juli 2003 dan kemudian minta maaf.

Dalam pernyataannya dengan rincian baru itu Hood mengatakan, penyelidikannya ''mengungkap sebuah kebijakan penanganan Alquran dengan penuh hormat secara konsisten sejak hampir 2,5 tahun''.Ada sekitar 540 tahanan di Guantanamo. Sebagian dari mereka sudah ditahan di sana lebih dari tiga tahun tanpa dakwaan melakukan kejahatan. Sebagian besar mereka ditangkap di medan pertempuran Afghanistan pada 2001 dan 2002. Mereka dikirim ke Guantanamo dengan harapan bisa memberikan informasi berguna tentang jaringan Alqaida. ( ap )

No comments: