Tuesday, November 13, 2007

Saat Seks Jadi Simbol Pergaulan Remaja






APA yang Anda bayangkan mengenai seks? Dan apa yang Anda kemukakan jika saya bilang bahwa seks kini menjadi simbol pergaulan remaja? Lalu apa yang terlintas dalam pikiran Anda jika memiliki teman yang memang menganggap seks adalah pergaulan atau bahkan Anda sendiri turut di dalamnya?

Coba Anda runut bagaimana asal mula seks yang begitu tabu diperbincangkan oleh orang tua, kini malah menjadi perbincangan menarik di antara remaja, menjadi hot gosip yang ramai dibicarakan dan menjadi tontonan umum yang bisa disimak oleh berbagai kalangan usia.

Coba lihat tayangan film-film yang berlabel "17+" di layar televisi, kini bebas disimak oleh remaja berusia di bawah 17 tahun. Bahkan, liputan-liputan mengenai prostitusi ternyata berisi mengenai para remaja yang berprofesi menjual diri dan tak pelak free sex yang dianut remaja menjadi sumber berita yang layak dikemas secara menarik.

Ternyata free sex yang sekarang berkembang di kalangan remaja memang bukan hanya milik remaja yang memang mengais untung dari profesi jual dirinya (terlebih ABG merupakan produk yang paling disukai oleh laki-laki hidung belang), tapi dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal mereka pun melakukan seks bebas dengan lelaki yang disukainya. Cinta menjadi salah satu alasan yang paling utama dikemukakan oleh remaja.

Ini merupakan sebuah kenyataan yang memang harus kita terima, apalagi banyak penelitian yang sudah dilakukan dan nyaris mengambil kesimpulan yang sama bahwa jumlah remaja yang melakukan seks bebas semakin tinggi setiap tahunnya. Setiap tahun sejak terjadinya krisis moneter, sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks. Sementara itu, menurut seorang ahli, setengah dari pekerja seks di Indonesia berusia di bawah 18 tahun, sedangkan 50.000 di antaranya belum mencapai usia 16 tahun.

Terlepas apa pun alasannya, namun seks bebas merupakan aktivitas yang mengandung risiko sangat tinggi. Berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks bakal tertera penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, kekerasan bahkan ancaman dari pelanggan, sampai terkena virus HIV.

Seks bebas pun bukan satu hal dengan mudah dapat ditinggalkan karena perlu usaha dan niat yang sangat keras untuk meninggalkan aktivitas yang dianggap paling mudah mendapatkan uang dan terpuaskan keinginan seksnya.

Namun bukan berarti tidak ada kata maaf atau jalan keluar bagi remaja yang melakukan seks bebas ini. Banyak orang yang peduli, salah satunya adalah dengan upaya dari semua pihak untuk memberikan fasilitas dan konsultasi bagi remaja bukan hanya mencerca dan mengecam apa yang mereka lakukan. Bersikaplah terbuka dengan berbagai informasi yang ada mengenai remaja, untuk kondisi labil mereka adalah sangat mungkin mereka dapat diarahkan kembali ke jalan yang lurus.

Memang wajar jika pada usia remaja, Anda memiliki hasrat seks yang tinggi, namun penyaluran yang harus Anda lakukan adalah bukan berarti diwajarkan untuk mencoba seks itu sendiri. Namun penyaluran yang bernilai positif lebih dihargai.

Istilah seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas. Di antaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial, perilaku, dan kultural. Dilihat dari dimensi biologis, seksualitas berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin. Termasuk di dalamnya adalah bagaimana menjaga kesehatan, memfungsikan dengan optimal secara biologis, baik sebagai alat reproduksi, alat rekreasi, dan dorongan seksual.

Satu lagi yang penting bagaimana supaya remaja dapat keluar dari belenggu gaya pergaulan yang salah adalah dengan dukungan keluarga untuk memantau perkembangan remajanya dan menjadi sahabat serta tempat yang bisa dijadikan berbagai segala hal.***

No comments: